Jumat, 28 September 2012

Dakwah Santri Dalam Dunia Nyata dan Maya


Dakwah Santri Dalam Dunia Nyata dan Maya  - Selama 3 hari, terhitung tanggal 28-30 Sepetember 2012, Workshop TIK Masuk Pesantren berjalan dengan meriah. Agenda workshop bertemakan “Konsep Bela Negara Pesantren Berbasis Dakwah Menggunakan Teknologi Informasi Dalam Rangka Menciptakan Masyarakat Indonesia yang Berakhlakul Karimah dan Berbudi Pekerti yang Baik” tersebut  di  motori oleh Universitas Pembangunan Nasional Surabaya dan Majlis Muwasholah Baina Ulamail Muslimin yang bekerjasama dengan KEMKOMINFO dan Telkom. 

Ada sekitar 50 peserta lebih yang terdaftar dalam workshop ini. Mayoritas peserta adalah delegasi dari sejumlah Pesantren yang berada di Jawa Timur. Semua delegasi diwajibkan membawa laptop atau netbook sebab dalam workshop ini usai materi di sampaikan segenap peserta wajib praktek. Dalam ruang workshop juga dilengkapi sambungan internet speedy sebanyak 6 koneksi.

Dalam workshop ini, kelas di bagi dua yakni; kelas streaming dan kelas sosial media. Kelas streaming fokus pada pemanfaatan streaming.  Sedangkan kelas sosial media fokus pada pemanfaat media jejaring sosial yang ada dalam internet. Dalam kelas streaming peserta diharapkan bisa memanfaatkan streaming tersebut untuk merekam pengajian-pengajian Masyayikh dan diekspose ke dalam internet. Sehingga dengan begitu, internet menjadi media dakwah yang menjamah masyarakat luas. 

Sedangkan, peserta kelas sosial media diharapkan bisa memanfaatkan jejaring sosial -khususnya blog- yang tersedia di internet untuk media dakwah dalam bentuk tulis. Selain itu dakwah melalui dunia maya ini juga diharapkan bisa sedikit banyak menggeser sindrom situs-situs yang negatif. Semua ini berangkat dari keprihatinan terhadap media internet yang banyak didominasi hal-hal negatif.

Sejauh ini informasi yang penulis dapatkan, masyarakat Indonesia adalah pengguna internet terbesar di dunia. Logikanya, jika mayoritas masyarakat Indonesia adalah orang Islam, maka yang paling banyak menggunakan internet adalah juga orang islam. Ketika internet didominasi hal-hal yang negatif, sedangkan penduduk terbesar dan pengguna terbanyak adalah orang islam, maka yang kemungkinan besar terinfeksi sindrom situs-situs negatif adalah juga orang islam. 

Maka, sebab itulah demi menggalakkan internet sehat menuju masyarakat Indonesia yang lebih baik, umat Islam khususnya santri kalangan Pesantren harus turut serta memanfaatkan internet untuk media dakwah. Dan melalui workshop ini semoga harapan itu bisa tercapai. Dari Pesantren untuk Indonesia untuk dunia, baik nyata maupun maya. Bravo…Workshop TIK Masuk Pesantren! /Ibnu Fadhl     


Bagikan ke artikel ini :

0 comments :

Posting Komentar